Contoh Cerita Hikayat Populer Penuh Makna

Hikayat mungkin menjadi sesuatu yang kurang populer di kalangan masyarakat saat kini, fenomena tersebut bisa terjadi mengingat hikayat sendiri memang termasuk dalam salah satu jenis prosa lama atau cerita yang berlalu secara turun – temurun.

Dalam pengertiannya, Hikayat dapat diartikan sebagai salah satu bentuk prosa (dikemas dalam bahasa Melayu) yang bermuatan kisah, cerita, undang – undang, sejarah rekaan, kepahlawanan, keagamaan, atau dongeng.

Namun pada umumnya Hikayat mengisahkan tentang kehebatan atau sikap kepahlawanan seorang tokoh lengkap dengan kesaktian dan mukjizat dari tokoh utama tersebut. Hikayat juga biasanya digunakan sebagai hiburan, pelipur lara, yang tujuannya adalah untuk membangkitkan semangat juang para pendengar / pembacanya.

Contoh Cerita Hikayat

Untuk semakin memperjelas tentang apa itu hikayat, berikut ini kami bagikan beberapa contoh cerita Hikayat lengkap dengan pesan yang terkandung di dalamnya.

Hikayat Hang Tuah

Cerita ini menceritakan tentang seorang yang berani dalam melawan kejahatan. Adapun pesan moral yang terkandung dalam cerita ini adalah untuk mengajak manusia agar tidak mudah iri dengan keberhasilan orang lain, sebab sifat tersebut tidak hanya sekedar merugikan diri sendiri saja tetapi juga pada orang lain.

Alkisah ada sepasang suami istri, di mana sang suami bernama Hang Mahmud dan istrinya bernama Dang Merdu. Keduanya tinggal bersama dengan putra mereka yang bernama Hang Tuah, mereka tinggal di sebuah rumah yang berada di desa Sungai Duyung. Desa tersebut dipimpin oleh raja Bintan yang memang dikenal bijak dan sangat disegani.

Di suatu malam, Hang Mahmud berkeluh kesah pada istrinya dan mengungkapkan ingin merubah nasib dengan pergi ke Bintan. Malam harinya, Hang Mahmud pun bermimpi melihat bulan turun dari langit. Anehnya, bulan tersebut bersinar dan berada tepat di atas kepala putranya, Hang Tuah.

Mendapati mimpi tersebut, Hang Mahmud pun lalu terbangun dan langsung menemui putranya yang ternyata tercium sangat wangi. Seolah akan mendapat hal baik, esok paginya Hang Mahmud lalu mengadakan pesta selamatan yang ditujukan sebagai bentuk doa atas mimpinya semalam.

Di hari yang berbeda, Hang Tuah pergi bersama ayahnya untuk membelah kayu bakar. Namun secara tiba – tiba datanglah kawanan pemberontak. Semua orang di sana pun kabur kecuali Hang Tuah. Para pemberontak juga sempat mencoba membunuh anak laki – laki itu, namun justru para pemberontak lah yang mati karena terkena kapak Hang Tuah. Sejak kejadian itulah, Raja Bintan mulai memberi kepercayaan padanya.

Di sisi lain, kepercayaan yang diberikan Raja Bintan ternyata malah membuat para Tumenggung iri bahkan sampai memfitnah Hang Tuah. Para Tumenggung menuduh jika anak laki – laki itu adalah pemberontak yang sebenarnya dan menghasut raja Bintan agar segera membunuh Hang Tuah.

Meski Hang Tuah selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT dan gagal dibunuh, namun ia lebih memilih untuk mengasingkan diri.

Hikayat Si Miskin

Cerita hikayat yang berikutnya menceritakan tentang Si Miskin, adapun pesan moral dari hikayat ini adalah agar kita jangan terlalu percaya pada ramalan karena belum tahu kebenaran sebenarnya. Berikut adalah kisahnya.

Diceritakan dahulu kala ada sepasang suami dan istri yang disebut – sebut telah dikutuk miskin seumur hidup. Lalu seiring berjalannya waktu, pasangan itupun dikaruniai anak laki – laki yang diberinama Marakarma. Uniknya, sejak kelahiran Marakarma malah pasangan suami istri itu makin hidup berkecukupan dan bahagia menikmati hari – hari mereka.

Hingga di suatu hari datang lah seorang ahli nujum / peramal. Sialnya, ahli Nujum itu malah mengatakan jika Marakarma hanya akan membawa kesialan pada keluarga tersebut. Mendengar hal tersebut, sang ayah pun ketakutan dan mulai berpikir sejalan dengan pendapat si ahli nujum. Alhasil dengan teganya sang ayah pun membuang Marakarma ke suatu tempat. Namun hal aneh pun terjadi, kehidupan keluarga yang mulai berkecukupan malah kembali miskin.

Sementara itu, Marakarma yang berada di tempat baru mulai mendapat banyak pelajaran . Namun lagi – lagi nasib buruk kembali dialaminya, kali ini Ia dituduh melakukan pencurian yang membuatnya dibuang ke lautan oleh penduduk sekitar. Hingga pada akhirnya ia pun terdampar di pantai dan berhasil diselamatkan oleh seorang putri bernama Putri Cahaya.

Sejak saat itulah Marakarma ingin kembali pulang ke rumah orang tuanya. Namun dalam perjalanan pulangnya, ia terus ditempa oleh cobaan dan tak sedikit mendapat keberuntungan.

Hikayat Si Bayan Yang Budiman

Cerita Hikayat yang berikutnya adalah tentang Bayan yang budiman, adapun pesan moral yang bisa diambil adalah agar manusia senantiasa berdoa pada yang Maha Kuasa saat menjumpai kesulitan apapun. Berikut kisahnya.

Dahulu kala dikisahkan telah hidup saudagar kaya bernama Khojan Mubarok. Ia dan istrinya tak memiliki anak, namun mereka tak lelahnya selalu berdoa kepada Allah agar suatu saat bisa diberikan anak. Hingga kemudian hari Khojan pun dikaruniai putra yang diberinama Khojan Maimun.

Memasuki dewasa, Khojan Maimun lalu dinikahkan dengan anak saudagar kaya yang bernama Bibi Zainab.

Suatu saat, Khojan Maimun pun pamit pada istrinya untuk berlayar. Namun sebelum keberangkatannya, ia sempat membeli burung bayan dan burung tiung sebagai teman untuk menemani istrinya selama ia pergi.

Lama kelamaan Bibi Zainab mulai merasa kesepian, kemudian datang lah seorang anak raja yang nampak menaruh hati padanya. Bibi Zainab yang telah lama kesepian pun akhirnya merasa jatuh hati pada pesona anak raja tersebut.

Suatu hari saat akan pergi menemui anak raja, Bibi Zainab sempat meminta izin pada burung tiung namun burung itu malah tak mengizinkannya. Bukannya tersadar, Bibi Zainab malah marah dan membunuh burung tersebut.

Lain halnya dengan burung bayan, burung itu malah mengizinkannya. Hal itu juga yang membuat Bibi Zainab selalu pergi setiap malam, namun meski mengijinkannya burung bayan masih tetap memberi Bibi Zainab sejumlah nasihat. Hingga pada akhirnya, Bibi Zainab pun tersadar atas kesalahannya tepat di hari ke 24.

Hikayat Abu Nawas

Dari beberapa versi yang ada tentang cerita hikayat Abu Nawas, yang satu ini mungkin menjadi salah satu yang paling berkesan karena mengisahkan tentang ibu sejati. Berikut adalah kisahnya.

Alkisah di suatu tempat ada 2 perempuan yang sama – sama mengaku sebagai ibu kandung dari seorang bayi. Kasus semacam ini nampaknya bukan lah hal baru di sana, bahkan hakim pun telah cukup sering menemukan kasus serupa. Namun pada kasus kali ini nampaknya Hakim dibuat cukup bingung untuk menentukan siapa sosok ibu yang telah melahirkan bayi tersebut. Karena hal itulah maka hakim pun lalu menemui baginda raja untuk meminta bantuan.

Baginda raja pun mencoba menggunakan taktik rayuan dengan tujuan agar salah satu dari perempuan tersebut mau mengalah. Namun jalan yang ditempuh baginda raja juga tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya raja mulai putus asa dan dipanggillah Abu Nawas untuk menggantikan hakim.

Keesokan harinya, tak disangka – sangka Abu Nawas ternyata malah mendatangkan seorang algojo yang sudah siap dengan pedang di tangannya. Abu Nawas lalu meminta pada kedua perempuan itu untuk menempatkan sang bayi di atas meja. Mendengar perintah tersebut, kedua perempuan itu pun sontak kaget dan mempertanyakan sikap Abu Nawas tadi.

Secara mengejutkan, Abu Nawas mengatakan bahwa ia terpaksa harus membelah bayi itu karena kedua perempuan tersebut tidak ada yang mau mengalah. Mendengar pernyataan tersebut, perempuan pertama pun setuju, namun berbeda dengan perempuan kedua yang malah menangis histeris. Anehnya, perempuan kedua tadi malah ingin memberikan bayi tersebut kepada perempuan pertama, ia berdalih akan memberikan bayi itu hanya agar sang bayi tidak dibunuh.

Melihat reaksi dari perempuan tersebut, Abu Nawas pun langsung memutuskan bahwa perempuan kedua merupakan ibu kandung dari bayi tersebut dan memberikan bayi itu padanya. Abu Nawas sangat meyakini bahwa tidak ada ibu mana pun di dunia ini yang tega membiarkan anaknya terluka apalagi sampai terbunuh.

Hikayat Bunga Kemuning

Di kalangan masyarakat, cerita hikayat ini tentu sudah tak asing lagi bahkan mungkin selalu diceritakan turun temurun hingga sekarang. Hikayat ini mengisahkan tentang asal muasal dari bunga kemuning. Berikut ini adalah kisah lengkapnya.

Alkisah, dahulu kala hidup lah seorang raja yang baik hati. Raja tersebut memiliki 10 putri yang semua memiliki paras cantik jelita. Adapun nama dari masing – masing putri raja antara lain Putri Jingga, Putri Nila, Putri Hijau, Putri Ungu, Putri Kelabu, Putri Biru, Putri Oranye, Putri Merah Merona, dan Putri Kuning.

Meski dikaruniai 10 putri yang cantik jelita, namun sayang ibu mereka yang sekaligus juga istri raja telah meninggal setelah melahirkan putri terakhirnya, Putri Kuning. Berbeda dengan yang lainnya, Putri Kuning justru memiliki perangai yang baik dan ramah, tidak seperti 9 saudari lainnya yang terkenal manja dan nakal.

Pada suatu hari, sang raja harus menjalankan tugasnya dengan pergi ke suatu daerah. Seperti biasanya, kesembilan putrinya meminta oleh – oleh mewah dari kepulangan ayah mereka, namun tidak dengan si bungsu, Putri Kuning justru hanya mengharapkan agar ayahnya bisa selamat pulang kembali.

Menariknya, Putri Kuning yang memiliki permintaan sederhana malah dibelikan oleh – oleh yang sangat mewah dari raja, yakni berupa kalung mewah dengan bandul batu hijau. Mengetahui hadiah pemberian sang ayah pada Putri Kuning, kesembilan putri lainnya malah iri dan sebagai puncaknya mereka sampai tega membunuh adik bungsu mereka sendiri dengan memukul kepalanya hingga tewas. Setelah puas menghabisi nyawa si bungsu, kesembilan putri itu pun mengubur Putri Kuning tanpa ada diketahui oleh siapa pun.

Seiring waktu berjalan, sang raja pun mulai menyadari bahwa putri kesepuluhnya tak ada di istana. Beliau lalu mulai melakukan pencarian namun tak membuahkan hasil sama sekali, hingga di suatu saat sang raja menemukan sebuah tanaman yang tumbuh cantik di sebidang tanah yang tanpa diketahuinya itu merupakan makam Putri Kuning. Tanaman yang mirip seperti Puteri Kuning itu pun akhirnya diberikan nama tanaman puteri Kemuning oleh sang Raja.

Itulah beberapa contoh cerita hikayat penuh dengan pesan moral di dalamnya, semoga bermanfaat.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment