Bisa memiliki gelar akademik dari salah satu universitas unggulan di negara maju tentu menjadi impian bagi semua pelajar dan mahasiswa, terutama bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikannya sampai ke luar negeri. Sama halnya yang telah dialami oleh para pelajar dan mahasiswa Indonesia, setidaknya ada 53.604 mahasiswa yang berhasil melanjutkan studinya di luar negeri selama tahun 2021 dan jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya.

Dengan pertumbuhan angka tersebut, pemerintah indonesia melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan dan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) akhirnya meluncurkan program yang akan memfasilitasi pelajar dan mahasiswa untuk bisa mendapatkan kesempatannya belajar hingga ke luar negeri melalui beasiswa.

Sampai dengan akhir tahun 2021, terdapat 29.872 pelajar dan mahasiswa asal Indonesia yang berhasil memperoleh beasiswa ke luar negeri melalui program LPDP. Sejak resmi diluncurkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah menggandeng setidaknya 46 perguruan tinggi luar negeri sebagai tujuan bagi mahasiswa vokasi asal Indonesia yang ingin melanjutkan studinya.

Tentunya agar bisa melalui proses belajar di luar negeri, ada sejumlah hal penting yang harus dipersiapkan, di antaranya adalah kemampuan berbahasa Inggris yang sejatinya merupakan bahasa pengantar dalam proses perkuliahan. Karena hal itu lah maka tidak hanya tes standar seperti TOEFL, IELTS, dan PTE saja, melainkan program bertajuk LPDP dan IISMA ini juga mulai menerapkan tes kecakapan bahasa Inggris baru, yakni Duolingo English Test (DET).

Sebagaimana diketahui, LPDP menerapkan penilaian bahasa Inggris melalui Duolingo English Test (DET) dalam kategori Beasiswa Daerah Afirmasi, Pra-Sejahtera, dan Putra Putri Papua (Siswa Papua), tujuannya adalah demi meningkatkan prospek dan kesempatan bagi para kandidat dari seluruh indonesia untuk bisa mendapatkan beasiswa. Berbeda dengan IISMA, program beasiswa yang satu ini hanya menggunakan DET khusus untuk jalur vokasi (VHE) dan sarjana.

Uniknya, DET bisa dilakukan secara online kapan saja dan dari mana saja. Hanya diperlukan waktu 1 jam saja dalam tesnya dan hasil akan langsung keluar hanya dalam dua hari. Hebatnya lagi, DET ternyata juga sudah diakui oleh hampir 4000 institusi di seluruh dunia, sebut saja seperti Universitas Columbia, Universitas Yale, Universitas Warwick, Imperial College, Universitas Toronto, Universitas Duke, John Hopkins, UCLA, UCL, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tidak hanya itu, biaya yang dibutuhkan untuk menjalani tes DET yang hanya 49 USD atau sekitar Rp 600 ribuan saja jelas sangat terjangkau bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.

Berbeda dengan tes kemampuan bahasa inggris yang konvensional, DET justru menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membuat proses ujiannya menjadi lebih komprehensif, efisien, dan objektif. Selain itu juga setiap kandidat yang lolos dalam tes semakin dipermudah karna hasil tes tersebut bisa diterima di berbagai universitas terkemuka dari seluruh penjuru dunia.

Sekedar informasi, Duolingo telah berdiri sejak tahun 2011. Perusahaan yang terkenal melalui aplikasi bahasa Duolingo juga merilis aplikasinya secara gratis dengan 41 bahasa pilihan yang tersedia, sedangkan Indonesia diketahui menjadi salah satu pasar di Asia dengan pertumbuhan jumlah pengguna baru terbesar yakni mencapai 40% dari tahun ke tahunnya. Dari sebagian besar pengguna, pelajar di indonesia rata – rata menggemari bahasa Inggris, Jepang, dan Korea.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment